Banyak hal yang Andrea Hirata
sampaikan dalam Novel Laskar Pelangi ini. Dia ingin bercerita realita yang
terjadi di masyarakatnya. Gap antara kaya dan miskin, pendidikan yang masih
sulit untuk kalangan bawah, dan kemiskinan warganya di tengah kekayaan timah
pulau Belitong. Selain itu juga ingin menunjukkan kultur masyarakat setempat,
cara mereka menikmati hidup walaupun dalam benak orang mereka sedang berada
dalam kondisi yang memprihatinkan, dan yang paling menonjol adalah semangat
anak-anak kampong mengejar pendidikan.
Mereka adalah sepuluh bersahabat
dari pelosok Pulau Belitong. Pulau yang kaya akan timah, tetapi masih banyak penduduknya
yang tidak bisa hidup sejahtera. Digambarkan perbedaan yang mencolok antara si
kaya dan si miskin. Hal itu tergambar dalam deskripsi kondisi SD Muhammadiyah
tempat anak-anak buruh timah, Andrea dan kawan-kawan bersekolah yang bak bumi
dan langit jika dibandingkan dengan SD PN Timah. SD Muhammadiyah hanya seonggok
bangunan papan kayu yang sudah doyong dengan penyangga sebatang pohon. Sedangkan
SD PN Timah berdiri megah dengan bangunan beton dan fasilitas lengkap yang modern.
Begtu juga diceritakan sebuah lingkungan yang hanya boleh dimasuki orang-orang tertentu
lengkap dengan papan peringatan yang boleh masuk adalah orang-orang yang
berhak.
Kondisi seperti itu akan memberikan
kesan kepada kita tentang lingkungan yang tidak mendukung untuk berkembang. Masyarakat
bawah tidak mempunyai tangga untuk menaikkan kualitas hidupnya. Tetapi, kemauan
yang keras akan membukakan jalan. Perjuangan oarng-orang ikhlas dan bertekad
baja di tengah lingkungan yang tidak mempedulikan, adalah hal yang paling
menonjol dalam novel Laskar Pelangi.
Pendidikan yang baik tidak
semata-mata didapatkan dengan mewahnya fasilitas yang tersedia di sekolah. Guru-guru
yang baik dan ikhlas dalam mengajar menjadi kunci mencetak generasi yang pandai
dan bermoral. Guru-guru itu adalah Bu Muslimah dan Pak Harfan. Keikhlasan mereka
sudah teruji. Gaji yang tak seberapa dengan kondisi sekolah yang miskin perhatian
pemerintah tak membuat mereka menyerah. Pun ketika Bu Muslimah ingin diboyong ke
sebrang menjadi istri saudagar, dia tidak mau karena hasratnya adalah mengajar.
Anak didiknya lebih berharga dibandingkan emas ditangan saudagar. Semangat
mereka adalah mendidik dan memperteguh benteng moral anak bangsa.
Suka duka mereka lalui. Atap yang
tidak bisa menahan hujan sampai berbagi kelas dengan kambing mereka jalani. Hal
itu tidak membuat mereka putus asa. Mereka terus semangat tanpa terbebani
dengan itu semua. Mereka tetap bisa menikmati belajarnya. Mereka menikmati hidupnya
sebagai ana-anak dan bergembira bersama sahabat-sahabatnya.
Tingkah polah dengan sifatnya masing-masing
menambah warna dalam cerita perjuangan mereka. Kepolosan, kenakalan, kegilaan,
sampai kenaifan anak-anak membawa kita mengenang masa-masa sekolah dasar dulu. Kita
diajak mengenal karakter masing-masing anak seperti lintang yang genius dengan
kemampuan dahsyat otak kirinya mampu mebawa SDnya menjuarai cerdas cermat
mengalahkan sekolah-sekolah yang berfasilitas lebih lengkap. Ada juga mahar
yang kreatif dan imajinasinya yang melangit mampu memberikan trofi juara
karnafal meskipun tanpa dukungan dana dan hanya bermodalkan alam.
Kejadian yang mengejutkan sekaligus
membuat kecewa adalah ketika Lintang, sang genius, harus berhenti dari sekolah.
Dia harus menggantikan posisiayahnya yang hilang di laut sebagai kepala
keluarga. Sebagai anak tertua, dia bertanggung jwab menafkahi adiknya. Kepergian
Lintang merupakan kenyataan pahit untuk teman-temannya. Kemiskinan telah
mencabut salah satu sahabat mereka dari sekolah.
Banyak nilai yang bisa diambil dari
novel Laskar Pelangi. Orang yang semangat belajarnya sedang drop, direkomendasikan
untuk membaca novel ini. Rekomendasi juga untuk guru dan pengajar agar tetap
semangat mengajar dengan keihklasan di hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar