Puasa Melatih Kita menjadi Dewasa

Ingat tidak waktu kecil ketika kita diajak orang tua ke pasar, kita melihat penjual mainan dan kita merengek minta dibelikan? Kita sampai menangis meskipun orang tua berulang kali menyampaikan bahwa uangnya tidak cukup? Di lain waktu kita juga https://baikbaikhilal.blogspot.com/2020/05/puasa-melatih-kita-menjadi-dewasa.html menangis minta dibelikan es padahal saat itu kita sedang demam? Orang tua melarang tetapi kita tak peduli. Atau barangkali kita pernah lihat anak kecil merebut mainan teman di sebelahnya sampai-sampai temannya menangis?

Sudah tergambar sifat anak kecil yang belum dewasa? Anak kecil belum mampu mengerti keadaan sekitar, belum mampu mengerti baik buruknya sesuatu, belum mengerti perasaan orang lain dan penuh ego. Begitulah sedikit gambaran sifat orang yang belum dewasa.
Untuk pelan-pelan tumbuh dan menjadi dewasa kita perlu berlatih meningkatkan pemahaman tentang baik-buruk, benar-salah, pantas-tercela, juga berlatih mengendalikan diri. Puasa menjadi sebuah latihan dari Tuhan supaya kita mempu berkembang jadi dewasa.
Aturan puasa mengharuskan kita untuk menahan diri dari makan dan minum, tidak mengerjakan perbuatan yang bisa membatalkan puasa atau pun yang merusak kesempurnaannya. Intinya puasa membatasi hawa nafsu supaya lebih jinak. Hawa nafsu mendorong kita untuk melakukan dan mendapatkan banyak hal, tetapi tidak semua hal kita butuhkan dan baik untuk kita.
Allah SWT memberikan aturan untuk tidak makan dan minum selama berpuasa. Waktunya dari subuh sampai magrib. Di hari-hari tertentu kita juga dilarang untuk berpuasa. Aturan-aturan ini mengajarkan kita supaya mengerti bahwa fisik manusia memilik kadar tersendiri untuk makanan. Banyak orang bersaksi merasa lebih sehat sesudah berpuasa. "Berikan kebutuhan makanan untuk fisikmu secara adil sesuai kebutuhan." Kira-kira begitulah pesan yang bisa kita baca. Penuhi kebutuhannya dan jangan berlebih-lebihan. Puasa melatih kita untuk menahan diri, mengambil yang baik dan menahan diri mengambil yang buruk.
Menahan diri dari makanan membuat kita lapar. Harapannya kita sudah tahu tidak enaknya kondisi lapar dan kita bisa mengingat rasanya lapar ketika kita menemukan saudara kita yang kekurangan makan sehingga muncul rasa empati dan mau berbagi. Puasa melatih kita memahami keadaan sekitar, kondisi orang lain sehingga akan muncul sikap kepedulian. Memahami dan peduli orang lain bisa mengikis keegoisan dalam diri kita.
Dari aspek menahan diri dari makan dan minum saja kita sudah dilatih banyak hal. Kalau diperhatikan beberapa hal lagi terkait larangan yang bisa membatalkan dan merusak puasa jika dikerjakan, tentu kita akan mendapatkan banyak pelajaran lainnya.

Hilal

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar