Hampir enam
tahun saya di Malang untuk melanjutkan pendidikan perguruan tinggi dan ternyata
belum lulus juga. Itu bagian sedih saya di Malang. Bagian yang menyenangkannya
banyak juga. Tapi kali ini saya ingin menyebut beberapa hal baik yang
menyenangkan yang Malang punya. Beberapa di antaranya saya sebutkan di bawah
ini.
1. Hampir setiap rumah di Malang
memelihara burung. Lumayan untuk hiburan. Di tengah bisingnya suara kendaraan
apalagi di lingkungan kerto-kertoan yang padat, suara burung ini lumayan untuk
meredam stress. Seperti ada perpaduan antara pedesaan dan perkotaan.
Burung yang dipelihara kebanyakan
adalah love bird, kenari, dan burung madu alias kecial kuning. Ada juga
burung-burung yang lain. Kalau jalan-jalan pagi hari, kita akan menemukan
orang-orang sedang memandikan burungnya lalu menjemurnya sepanjang jalan.
Beragam suara kicau burung terdengar bersahutan seperti kalau kita pergi ke
sawah pagi-pagi.
Salah satu kampus yang care terhadap
burung adalah Universitas Brawijaya. Banayak pohon-pohon tumbuh berjajar di
kampus ini. Karena itu, burung-burung senang hinggap di sana. Di samping
perpustakaan pusat Universitas Brawijaya ada beberapa kolam ikan. Kita akan
melihat burung-burung hinggap disana untuk minum sekalian ngobrol-ngobrol
dengan ikannya mungkin.
Selain burung-burung yang bebas
berkeliaran, ada juga burung-burung langka yang ditangkar dalam kandang. Ada
Merak juga. Pertama kali saya melihat merak ya di kampus Brawijaya. Pagi-pagi
jogging ke sini sangat menyenangkan, suasananya semakin sejuk dengan nyanyian
burung yang beraneka ragam. Tetapi, kalau sudah siang, suara itu akan
menghilang dan digantikan dengan bisingnya kendaraan yang memadati jalanan
kampus.
2. Banyak bunga ditanam samping rumah.
Meskipun rumah dimalang tidak memiliki halaman, berdempet-dempet, dan langsung
mepet dengan jalan, setiap rumah menaruh pot bunga di sampingnya. Ini lumayan
untuk menetralisir pemandangan yang sesak. Kebayang kalau tidak ada pot-pot
bunga, pemandangannya akan sumpek-padet-sesak-gersang.
3. Cuacanya sejuk.
4. Ada angkot yang sudah bisa menjangkau
seluruh kota. Mau ke mana saja mudah. Tinggal nuggu angkot di depan jalan.
Waktu nunggu juga tidak terlalu lama. Masing-masing angkot sudah ditempeli kode
jalur yang ditempuh. Contohnya, dari terminal landing melewati dinoy menuju
terminal arjosari kodenya adalah ADL. Kalau kita belum tahu mau naik angkot
yang mana untuk pergi ke tempat yang kita tuju, kita tinggal tanya pak
sopirnya. Sopirnya akan menjelaskan kita kode angkot apa saja yang akan kita
naiki. Namun, ongkos angkotnya sekarang semakin mahal saja. Pertama kali ke
malang 5 tahun lalu, ongkosnya hanya Rp.2.500 jauh dekat. Sekarang ongkosnya
Rp.4.000 jauh dekat. Semoga saja ada penurunan harga BBM supaya ongkos
angkotnya tidak kemahalan.
5. Bumi Solawat.
Di kampungku aku hanya mengenal
solawat burdah yang dibacakan setiap acara maulid, pernikahan, khitanan, atau
pun acara mengiring orang yang berangkat haji. Di malang, setiap minggu selalu
ada acara maulid. Dulu, ketika sempat belajar di pondok, acara maulidnya
diadakan dua kali seminggu, malam senin dan malam jum’at. Majlis maulidnya
banyak, yang paling besar adalah Arridwan dan Riyadul Jannah. Saya juga mulai
mengenal bermacam-macam jenis kitab maulid yang dibaca setiap acara. Ada Maulid
Burdah, Simtudduror, Diya’ullamek yang biasanya dibawakan teman-teman dari
Malaysia, dan juga Maulid Diba’. Setiap acara mampu menghadirkan puluhan ribu
orang. Tak salah kalau menjuluki Malang sebagai bumi sejuta solawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar