Meskipun bukan pesan berantai yang bisa mendatangkan musibah jika tidak disebarkan, tetapi alangkah baiknya jika sedikit pesan ini dismpaikan kepada teman-teman yang lain. Tulisan ini adalah amanah yang harus saya teruskan ke yang lain. isinya tentang nilai-nilai islam yang diamalkan negara mayoritas non islam yang membuat mereka lebih maju dari negara islam sendiri.
Sekitar seminggu yang lalu saya
mengikuti kuliah Ramadan menjelang magrib sekalian dilanjutkan dengan buka
bersama di masjid Raden Patah UB. Pembicaranya adalah prof. Muhammad Lutfi.
Beliau membeberkan beberapa fakta dan sampai pada pertanyaan kenapa
Negara-negara islam tertinggal dari Negara-negara barat? Apakah ada masalah
dengan ajaran islam itu sendiri atau adakah penyebab lain? Sebenarnya tidak ada
masalah dengan ajaran islam. Hanya saja banyak yang melupakan dan tidak
mempraktekkan ajarannya. Di antara ajaran-ajaran yang luput dari perhatian itu
dibahasa dalam kajian ini.
Sebelum itu beliau bercerita
pengalaman-pengalamannya di sekitar kampus. Ternyata masih banyak pemandangan
yang mengundang prihatin. Hal-hal yang remeh saja. Banyak sampah berserakan di
gazebo padahal disekitarnya terdapat tempat sampah. Parkir sembarangan yang
sering dipraktikkan mahasiswa. Tempat yang seharusnya untuk mobil dipakai untuk
motor. Ada berbagai ketidakdisiplinan yang sering dilakukan masyarakat kampus.
Semua hal yang kurang terpuji tersebut tanpa sadar sebenarnya telah melanggar
ajaran islam sendiri.
Masalah yang dapat ditemukan dalam
lingkup yang lebih luas yaitu di kehidupan masyarakat kita juga banyak.
Sungai-sungai yang kotor dan penuh dengan sampah seringkali mengundang banjir
dan berbagai masalah kesehatan. Pengendara masih banyak yang tidak taat aturan
lalulintas. Pembagian bantuan social yang tidak tertib kadang berakhir dengan
adanya korban. Miris. Itulah realitas yang terjadi di masyarakat kita.
Ada Sembilan ajaran islam yang seharusnya
dipraktekkan oleh pengikutnya ternyata dipakai oleh mereka yang tidak menjadi
muslim. Mereka yang mempraktekkannya ternyata mampu menjadikan negaranya maju. kesembilan
nilai tersebut biasa disebut oleh orang barat dengan Prinsip Dasar Kehidupan. Berikut adalah Sembilan Prinsip Dasar
Kehidupan itu.
1. Etika
Etika ini
seperti cara beramah tamah terhadap orang, mengucpkan salam kepada orang yang
kita jumpai, dan juga senyum. Meminta maaf jika punya salah serta berterima
kasih kepada orang berjas kepad kita. Semua itu bisa mengeratkan tali
silaturrahim kita.
2. Kejujuran
dan Integritas
Bersikap jujur
merupakan sifat nabi yang seharusnya menjadi tuntunan kita. Tetapi nyatanya ada
saja ketidakjujuran yang kita lihat. Kemarin kita mendengar ada pedagang yang
mencampur makanan dengan dengan formalin, daging sapi yang dicampur daging
babi, beras dengan pemutih. Mereka hanya memikirkan keuntungan meskipun dengan
cara menipu. Sebesar apapu keuntungan jika didapatkan dengan cara yang curang
itu tidak akan mendatangkan barokah.
Para pejabat kita
terlibat berbagai kasus suap. Hal ini
adalah tanda mereka kehilangan integritas. Harga diri mereka gadaikan
karena tergiur oleh harta. Rasa malu telah hilang. Kewajiban mereka untuk
memperjuangkan kesejahteraan orang banyak dikesampingkan demi mengejar uang. Banyak
kerugian jika kita melupakan jujur dan integritas. Para pedagang, pejabat, dan
kita semua wajib kembali menghiasi diri dengan sikap jujur dan memiliki
integritas.
3. Bertanggung
Jawab
Setiap perbuatan
yang telah dilakukan harus diperhitungkan baik buruknya karena kita harus
berani menerima apa pun dampaknya. Termasuk jika kegagalan yang kita dapatkan. Berani
bertanggung jawab artinya kita mau menerima hasil dari setiap tindakan kita. Jika
akhirnya kerugian yang menjadi hasil usaha kita, berarti kerugian tersebut berani
kita tanggung tanpa memikirkan harga yang harus dibayar untuk mengatasi
kerugian yang ditimbulkan.
4. Menghormati
aturan dan hukum masyarakat
Hal ini sering
kita jumpai di fasilitas-fasilitas publik. Aturan-aturan di sana mesti diikuti.
Jangan kerena bukan milik pribadi kita tak ikut merawatnya. Jangan hanya mau
memikirkan keuntungan untuk diri sendiri. Berbuat baik meskipun tidak langsung
memberi keuntungan kepada diri kita sendiri adalah cara kita menghargai diri
kita sendiri. Menjaga kebersihan lingkungan, tidak merusak, atau melanggar
aturan yang ada merupakan cara kita menghormati diri sendiri karena kita telah
menempatkan diri kita di posisi orang yang baik. Ketika berlalu lintas kita
harus tertib demi menjaga keselamatan diri dan orang lain.
5. Menghormati
hak orang /warga lain
Masyarakat kita
kadang-kadang melupakan nilai ini tanpa merasa bersalah. Misalnya saja ketika
mengantri. Menerobos antrian orang sebenarnya telah mengambil hak orang lain.
Kita tidak bisa menutup mata dan pura-pura tidak bersalah ketika mengambil hak
orang lain. Kita tidak boleh merasa punya kepentingan lantas mengesampingkan
orang lain yang juga punya kepentingan. Ego meti kita tekan. Ajaran islam
mengajarkan mendahulukan kepentingan saudara itu lebih baik dan mulia.
6. Cinta
pada pekerjaan
Cinta pada
pekerjaan membuat kita lebih produktif. Cinta pekerjaan membuat kita melupakan
rasa lelah bekerja. Kita menikmai tiap prosesnya.
7. Berusaha
keras untuk menabung dan investasi
Menabung dan
investasi memberikan ketenangan menghadapi hari tua. Setidaknya dengan adanya
investasi, kekhwatiran terhadapnya sulitnya tantangan hari esok dapat
dikurangi.
8. Mau
bekerja keras
Bekerja keras
sudah tentu akan menghasilkan pekerjaan yang memuaskan. Kata pepatah, Man Jadda
Wa jada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.
9. Tepat
waktu
Tepat waktu sangat
penting. Setip waktu yang kita lewati haru diisi dengan hal yang bermanfaat. Tidak
tepat waktu artinya merusak manajemen waktu yang telah direncanakan. Artinya aka
nada waktu yang disia-siakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar