Banyak hal yang melekat pada diri
kita adalah warisan orang tua. Contoh yang diberikan dek Afi adalah agama dan
nama yang kita sandang. Ada satu contoh lagi yang tidak disebutkan dek Afi yaitu
budaya. Orang tua yang baik akan membimbing anaknya untuk membudayakan bertutur
kata dan berprilaku yang baik. Beberapa orang tua juga secara sengaja atau
tidak mewariskan budaya yang kurang baik pada anaknya.
Seorang anak akan menerima saja apa
yang dia dapatkan dari orang tuanya. Ketika akalnya sempurna, mampu membedakn
benar-salah, baik-buruk, mereka akan mulai menilai apa yang dia terima dari
orang tuanya. Jika benar akan di ambil, jika salah akan dia tinggalkan. Lebih
jauh lagi jika budaya tersebut merugikan orang lain, tentu masyarakat
sekitarnya akan bereaksi seperti dengan menasehatinya bahkan akan memberikan
sangsi jika sudah terlalu parah.
Beberapa budaya ada yang akan
dipandang baik pada komunitas tertentu tetapi belum tentu bagi komunitas yang
lain dan ini tidak bisa dijadikan ukuran untuk menilai. hal ini hanya terjadi
pada beberapa kasus saja. Tetapi ada budaya yang secara universal diterima pada
semua komunitas seperti senyum, ramah, bertutur kata yang baik, dan sebagainya.
Untuk budaya yang diterima secara universal, variabel baik-buruk, benar-salahnya
bisa disepakati secara bersama sehingga bisa dipakai menilai baik atau buruknya
seseorang. Bagaimana dengan agama?
Untuk agama akan lebih sulit lagi. Agama
sifatnya lebih sakral. Apa yang ada dalam agama adalah ajaran langsung dari tuhan
yang wajib diimani sebagai suatu kebenarn. Membenturkan iman sebuah agama
dengan agama yang lain akan menimbulkan masalah karena masing-masing akan
berpegang pada kebenaran agamanya sendiri. Pun jika kita mau mengatakan semua
agama benar, itu seperti membohongi diri karena faktanya terdapat perbedaan. Parameter
untuk menentukan kebenarannya sudah berbeda.
Sikap yang paling bijak adalah
menghargai pilihan keimanan masing-masing, tidak memasuki ruang khusus agama orang
lain dengan menghakimi ajaran-ajarannya. Kalau pun ingin membandingkan
kebenaran agama dengan agama lain, cukuplah di internal masing-masing atau
melalui saluran yang dibenarkan seperti acara diskusi agama, tidak perlu ke
ruang publik karena tidak semua orang bisa bijak menyikapi perbedaan. Bagaimana
dengan seruan untuk berdakwah? Karena beberapa agama misi juga memiliki anjuran untuk menyampaikan kebenarn agama. Berdakwah harus dilakukan dengan cara yang baik, ungkapkan apa yang diajarkan dalam agama tanpa menghina agama orang lain, tidak memaksa dan satu hal yang lebih penting yaitu tunjukkan nilai-nilai agama dalam perilaku bukan sebatas omongan dan perdebatan.
Masalah keimanan, ritual ibadah,
biarlah menjadi tanggungjawab masing-masing. Mari kita sama-sama melihat sesuatu
yang bisa kita sepakati bersama seperti nilai-nilai kemanusiaan. Setiap agama
tentu mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan, bagaimna berinteraksi yang baik,
berakhlak yang luhur, dan bersikap adil tanpa memandang perbedaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar